Anak merupakan salah satu perhiasan dalam kehidupan ini, hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-Kahfi ayat 46 “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia..”. Hal ini juga ditegaskan oleh Nabi SAW yang berpesan agar kita berhati-hati dalam memelihara dan membina jiwa anak. Jangan sampai mengesankan kekerasan yang dapat dibawanya sampai dewasa. Berapapun usianya, seorang anak adalah seorang manusia yang memiliki jiwa, perasaan dan kepribadian. Mereka harus diperlakukan dengan semestinya dan apa adanya. Bukankah kita ingat akan statement yang mengatakan bahwa anak berlajar dari lingkungannya.. Apabila ia dibesarkan dengan celaan dan permusuhan dan maka ia akan belajar memaki, berkelahi serta akan merasa rendah diri. Tapi jika ia dibesarkan dengan rasa aman, persahabatan dan kasih sayang, maka ia akan mejadi pribadi yang percaya diri, tawadlu dan menemukan cinta dalam kehidupannya.
Dalam beberapa hadits tentang anak, kita dapat mengetahui, bahwa Nabi SAW berkeinginan bahwa perlakuan terhadap anak dipandang sebagai sesuatu yang serius. Sebab jika salah urus nantinya bisa saja diantara mereka ada yang justru menjadi ‘musuh bagi orang tua’. Sebagaimana yang ditegaskan dalam Surat At-Taghobun ayat 14.
“ Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya diantara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka..”
Mereka bisa saja akan menjadi anak-anak muda yang liar, generasi yang terjerumus kedalam kriminalisme, vandalisme, alkoholisme dan perilaku yang tak terpuji lainnya.
Rosulullah SAW pernah bersabda ” Allah merahmati seseorang yang membantu anaknya, sehingga sang anak dapat berbakti kepadanya.” lalu seorang shahabat bertanya ”Bagaimana cara membantunya ya Rosulullah?” Rosulullah menjawab ” Dengan menghargai usahanya walau kecil, memaafkan kekeliruannya, tidak membebaninya dengan yang berat dan tidak memakinya dengan makian yang melukai hatinya”
Tugas mendidik anak tidak hanya menjadi tugas guru / ustadz dan orang tua, tapi juga tugas kita bersama sebagai masyarakat, yang termasuk sebagai salah satu faktor pendidikan, dengan berkolaborasi menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan anak-anak kita, baik di lingkungan sekolah/tempat belajar, di lingkungan masyarakat tempat anak bersosialisasi dan di lingkungan keluarga, tampat ia bisa menemukan sosok idola dan teladan bagi kehidupannya. Bagaimana agar sang bunda bisa menjadi teladan dengan keteduhan dan kelembutan kasih sayangnya serta sang ayah bisa menjadi idola keperkasaan, kejujuran dan ketegasan. Maka jangan biarkan anak-anak kita kehilangan belaian cinta dan keteladan dari ayah bundanya, sehingga ia tidak akan menyanyikan lagu lama The Beatles ” mama don’t go... daddy come home..”
Allah SWT telah memberikan panduan melalui Firman-firman-Nya dan Rasul utusan-Nya, untuk kita bersama-sama mewujudkan generasi Rabbani, generasi qur’ani yang menjadikan anak-anak kelak sebagai penolong bagi ayah bundanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar