Berikut ini ada permohonan penyerahan jimat Ustadzt….”….”Ini adalah jimat dinamakan Lembu sekilan, berbentuk rompi..berkhasiat tahan peluru dan senjata apapun….. yang berikutnya disebut Kitab Istambul berupa kotak berisi buku kecil banget sebagai penglaris dan menambah kepercayaan diri…dan berikutnya adalah sabuk inten didalamnya bertuliskan tulisan-tulisan arab, konon dibeli seharga 5 juta dari seorang yang ‘pintar’ …..dan kemudian yang terakhir adalah tombak nogo sosro, peninggalan turun-temurun keluarga sebagai penjaga keselamatan keturunan keluarga…”
Bagi yang datang atau mendengarkan kajian Jihad Pagi MTA, pasti tidak asing dengan kalimat diatas. Dimana ketika kajian hampir usai, hampir selalu ada proses penyerahan jimat dan barang-barang ‘berkhasiat’ lainnya sebagai bentuk bukti awal pertobatan para dukun atau pelaku kemusyrikan lainnya. Bahkan beberapa mantan dukun sempat di ajak dialog dengan al Ustadz tentang kenapa bertaubat, dan darimana asal-usul jimat tersebut. Sesi yang unik ini sangat menarik, bukan sebagai guyonan tetapi menjadi ilmu nyata tentang bahaya syirik dan adanya berbagai kebohongan dan kedok trik dari para dukun dan sejenisnya, sehingga kita menjadi lebih faham tentang pernik-pernik kesesatan berbagai kesyirikan.
Sungguh prihatin jika kita memperhatikan kondisi kaum muslimin saat ini. Siapa sih yang tidak ingin dimudahkan dalam setiap urusan dan dihindarkan dari marabahaya??. Nah, yang jadi masalah adalah kadang CARA yang dilakukan sering menyalahi koridor syari’at karena yang diharap mendapat lindungan bukanlah dari Yang Maha Kuasa, yaitu Allah Swt. Namun kadang yang menjadi sandaran adalah makhluk atau benda yang sebenarnya tidak mendatangkan manfaat dan tidak menolak marabahaya sama sekali. Tragisnya, sang pelaku ada juga yang berasumsi, ini sebenarnya untuk Allah tetapi melalui pertolongan ‘media’ atau orang tertentu.
Padahal Allah SWT telah berfirman tentang dekatnya Beliau kepada manusia. Sehingga mengharap pertolongan jangan memakai makelar tetapi langsung kepada Allah swt.
Ironisnya para dukun “pintar” tersebut juga melengkapi tipuan dengan memakai symbol-simbol Islam. Baik dari segi sebutan, tampilan ataupun perkataan, jampi dan berbagai keterangan. Sehingga terlihat seperti sholeh demi meyakinkan kepada sang korban.
Memang tidak bisa dipungkiri lagi. Berbagai macam yang berbau syirik inilah yang laris manis di tengah-tengah umat. Apalagi didukung dengan serbuan acara televisi dan entertainment yang dominan bertemakan kesyirikan.
Banyak sekali kita temukan motif-motif manusia yang pengin serba instant. Cepet sukses, cepet kaya, cepet selamat, cepet menikah dan lain sebagainya. Seorang pengusaha yang baru memulai usahanya mendapat saran dari salah seorang temannya untuk menggunakan ‘penglaris’, karena kondisi keuangan yang semakin sulit dan hutang pun semakin melilit akhirnya pengusaha tersebut menuruti saran tadi dengan harapan akan datangnya rezeki yang melimpah. Kisah yang lain, seorang pejabat yang ingin jabatannya ‘langgeng’ dan disegani bawahannya maka ia pun mendatangi ‘orang pinter’ agar dibuatkan jimat untuk tujuan tersebut.
Begitu pula dengan seorang yang ingin agar tubuhnya kebal terhadap senjata tajam maka ia pun menggunakan benda dari sang ‘kyai’ gadungan untuk tujuan tersebut. Ada juga seorang yang ingin mendapatkan cinta dari wanita yang diidamkan maka ia pun menggunakan jimat agar sang wanita tersebut ‘takluk’.
Ada yang unik, jimat pun juga biasa digunakan oleh orang yang akan mengikuti ujian akhir misalnya berupa pensil khusus yang sudah dijopa-japu oleh para ‘tidak’ normal dengan harapan semua soal bisa dijawab dengan benar dan lulus. Dan berbagai kesyirikan lainnya baik yang terang-terangan ataupun terselubung.
Semoga dengan rutin mengkaji dan juga memahami pelajaran riil dari ‘pertobatan para dukun’ akan membuat dukun-dukun sesat lainnya bisa lekas bertaubat. Kemudian yang bukan dukun, menjadi faham bahwa syirik yang dikira syar’i wajib diwaspadai dan dijauhi untuk dirinya, keluarga dan sekitarnya.
Semoga kita menjadi lebih baik!
Referensi : Brosur Ahad Pagi 11/7/199 tentang “Halal-Haram dalam Islam (16)”
Source : http://mta-online.com/
Bagi yang datang atau mendengarkan kajian Jihad Pagi MTA, pasti tidak asing dengan kalimat diatas. Dimana ketika kajian hampir usai, hampir selalu ada proses penyerahan jimat dan barang-barang ‘berkhasiat’ lainnya sebagai bentuk bukti awal pertobatan para dukun atau pelaku kemusyrikan lainnya. Bahkan beberapa mantan dukun sempat di ajak dialog dengan al Ustadz tentang kenapa bertaubat, dan darimana asal-usul jimat tersebut. Sesi yang unik ini sangat menarik, bukan sebagai guyonan tetapi menjadi ilmu nyata tentang bahaya syirik dan adanya berbagai kebohongan dan kedok trik dari para dukun dan sejenisnya, sehingga kita menjadi lebih faham tentang pernik-pernik kesesatan berbagai kesyirikan.
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: اِجْتَنِبُوا السَّبْعَ اْلمَوْبِقَاتِ. قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَ مَا هُنَّ؟ قَالَ: اَلشِّرْكُ بِاللهِ، وَ السِّحْرُ، وَ قَتْلُ النَّفْسِ الَّتِى حَرَّمَ اللهُ اِلاَّ بِاْلحَقِّ، وَ اَكْلُ الرِّبَا، وَ اَكْلُ مَالِ اْليَتِيْمِ، وَ التَّوَلِّى يَوْمَ الزَّحْفِ، وَ قَذْفُ اْلمُحْصَنَاتِ اْلغَافِلاَتِ اْلمُؤْمِنَاتِ. البخارى و مسلم
Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW beliau bersabda, “Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan !” Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apa tujuh perkara itu ?” Beliau bersabda, “1. Syirik kepada Allah, 2. sihir, 3. membunuh jiwa yang Allah mengharamkannya kecuali dengan haq, 4. makan riba, 5. makan harta anak yatim, 6. lari dari peperangan (sebagai pengecut), dan 7. menuduh berzina pada wanita yang baik-baik lagi mukminah”. [HR. Bukhari dan Muslim].Sungguh prihatin jika kita memperhatikan kondisi kaum muslimin saat ini. Siapa sih yang tidak ingin dimudahkan dalam setiap urusan dan dihindarkan dari marabahaya??. Nah, yang jadi masalah adalah kadang CARA yang dilakukan sering menyalahi koridor syari’at karena yang diharap mendapat lindungan bukanlah dari Yang Maha Kuasa, yaitu Allah Swt. Namun kadang yang menjadi sandaran adalah makhluk atau benda yang sebenarnya tidak mendatangkan manfaat dan tidak menolak marabahaya sama sekali. Tragisnya, sang pelaku ada juga yang berasumsi, ini sebenarnya untuk Allah tetapi melalui pertolongan ‘media’ atau orang tertentu.
إِنَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ فَاعْبُدِ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ (٢)أَلا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ
“Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan Kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. (QS. Az Zumar : 2-3)Padahal Allah SWT telah berfirman tentang dekatnya Beliau kepada manusia. Sehingga mengharap pertolongan jangan memakai makelar tetapi langsung kepada Allah swt.
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah : 186)Ironisnya para dukun “pintar” tersebut juga melengkapi tipuan dengan memakai symbol-simbol Islam. Baik dari segi sebutan, tampilan ataupun perkataan, jampi dan berbagai keterangan. Sehingga terlihat seperti sholeh demi meyakinkan kepada sang korban.
Memang tidak bisa dipungkiri lagi. Berbagai macam yang berbau syirik inilah yang laris manis di tengah-tengah umat. Apalagi didukung dengan serbuan acara televisi dan entertainment yang dominan bertemakan kesyirikan.
Banyak sekali kita temukan motif-motif manusia yang pengin serba instant. Cepet sukses, cepet kaya, cepet selamat, cepet menikah dan lain sebagainya. Seorang pengusaha yang baru memulai usahanya mendapat saran dari salah seorang temannya untuk menggunakan ‘penglaris’, karena kondisi keuangan yang semakin sulit dan hutang pun semakin melilit akhirnya pengusaha tersebut menuruti saran tadi dengan harapan akan datangnya rezeki yang melimpah. Kisah yang lain, seorang pejabat yang ingin jabatannya ‘langgeng’ dan disegani bawahannya maka ia pun mendatangi ‘orang pinter’ agar dibuatkan jimat untuk tujuan tersebut.
Begitu pula dengan seorang yang ingin agar tubuhnya kebal terhadap senjata tajam maka ia pun menggunakan benda dari sang ‘kyai’ gadungan untuk tujuan tersebut. Ada juga seorang yang ingin mendapatkan cinta dari wanita yang diidamkan maka ia pun menggunakan jimat agar sang wanita tersebut ‘takluk’.
Ada yang unik, jimat pun juga biasa digunakan oleh orang yang akan mengikuti ujian akhir misalnya berupa pensil khusus yang sudah dijopa-japu oleh para ‘tidak’ normal dengan harapan semua soal bisa dijawab dengan benar dan lulus. Dan berbagai kesyirikan lainnya baik yang terang-terangan ataupun terselubung.
عَنْ يَحْيَ بْنِ جَزَارٍ قَالَ: دَخَلَ عَبْدُ اللهِ عَلَى امْرَأَةٍ وَ فِى عُنُقِهَا شَىْءٌ مُعَوَّذٌ فَجَذَبَهُ فَقَطَعَهُ. ثُمَّ قَالَ: لَقَدْ اَصْبَحَ اَلُ عَبْدِ اللهِ اَغْنِيَاءَ اَنْ يُشْرِكُوْا بِاللهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا. ثُمَّ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: اِنَّ الرُّقَى وَ التَّمَائِمَ وَ التِّوَلَةَ شِرْكٌ. قَالُوْا: يَا اَبَا عَبْدِ الرَّحْمنِ، هذِهِ الرُّقَى وَ التَّمَائِمُ قَدْ عَرَفْنَاهَا فَمَا التِّوَلَةُ؟ قَالَ: شَىْءٌ تَصْنَعُهُ النِّسَاءُ يَتَحَابَبْنَ اِلَى اَزْوَاجِهِنَّ. ابن حبان
Dari Yahya bin Jazar ia berkata, ‘Abdullah mendatangi seorang wanita yang memakai kalung jimat di lehernya, lalu ia menariknya dan memutusnya, kemudian berkata, “Sungguh keluarga ‘Abdullah telah menjadi kaya dengan menyekutukan Allah dengan sesuatu yang tidak benar”. Ia bekata lagi : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya ruqa, tamaim dan tiwalah itu termasuk syirik”. Orang-orang bertanya, “Hai Abu ‘Abdurrahman, kalau ruqa dan tamaim kami telah mengetahuinya, lalu apa tiwalah itu ?”. ‘Abdullah berkata, “Tiwalah yaitu sesuatu yang dipakai oleh wanita agar disayang suaminya”. [HR. Ibnu Hibban]Semoga dengan rutin mengkaji dan juga memahami pelajaran riil dari ‘pertobatan para dukun’ akan membuat dukun-dukun sesat lainnya bisa lekas bertaubat. Kemudian yang bukan dukun, menjadi faham bahwa syirik yang dikira syar’i wajib diwaspadai dan dijauhi untuk dirinya, keluarga dan sekitarnya.
Semoga kita menjadi lebih baik!
Referensi : Brosur Ahad Pagi 11/7/199 tentang “Halal-Haram dalam Islam (16)”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar